Kegiatan ini berlangsung selama dua hari 5-6 Februari 2024 di auditorium LPPM Universitas Muhammadiyah Gorontalo dibuka langsung oleh rektor Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd. pada Selasa, 5 Februari 2024. Coaching Clinic adalah pembimbingan singkat dalam bentuk pelatihan kolaboratif atau sesi perorangan yang ditujukan untuk penguasaan pengetahuan dan kecakapan dosen di bidang tertentu yakni dalam penyusunan proposal penelitian dan pengabdian masyarakat. Penyusunan proposal menjadi penting dilakukan dengan profesional mengingat dosen sebagai profesi yang menuntut keahlian dan kompetensi untuk mewujudkan tri dharma perguruan tinggi sebab ketiganya tidak bisa dipisahkan. Selain itu rektor berharap penelitian kolaborasi perlu ditingkatkan dengan klaster yang tinggi atau utama agar tidak berada pada klaster madya terus. Misalnya penelitian dengan mahasiswa atau dosen dari perguruan tinggi yang lain, dengan catatan dosen perlu memperhatikan kepangkatannya, sebab menurutnya, “kepangkatan dosen yang sebelumnya kurang lebih 30 orang dosen yang berpangkat lektor dan saat ini mencapai sekitar 90 dosen dari 180 dosen yang sudah berpangkat lektor sehingga akan memacu peningkatan klaster penelitian dosen. Demikian penegasan Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd. saat membuka acara secara resmi yang dihadiri oleh unsur pimpinan dan dosen di lingkungan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Selain Dr. Razak Umar, M.Pd. sehari sebelumnya narasumber dari Universitas Negeri Gorontalo Prof. Dr. Lukman Laliyo, M.Pd. memaparkan materi seputar pengalamannya, tips dan trik penyusunan proposal penelitian dana hibah DTPRM versi BIMA. Menurutnya pembuatan proposal tidak bisa dilakukan denga nasal-asalan apalagi dalam waktu singkat, “tidak bisa dilakukan dengan simsalabim tapi butuh keuletan dan ketelitian yang tinggi serta waktu yang banyak”, ungkap Lukman Laliyo yang akrab disapa Luku. Secara sistematis narasumber tersebut mengulas mulai dari mengenalkan jenis penelitian baik dasar, kerjasama, dan terapan, dilanjutkan dengan ulasan tentang review proposal dengan format yang diberikan contoh penilaiannya baik pada aspek administrasi maupun substansi. Hal penting yang diperhatikan oleh dosen pengusul proposal agar diterima adalah rekam jejaknya jika penelitiannya dengan anggaran di atas 30 juta. Bukan hanya itu, narasumber juga banyak mencontohkan aspek yang harus diperhatikan dalam penyusunan proposal yaitu, urgensi penelitian mulai dari ketajaman rumusan masalah, inovasi pendekatan pemecahan masalah, state of the art dan kebaruan penelitian, serta akurasi peta jalan penelitian. Selanjutnya dipertajam mengenai akurasi metode termasuk kejelasan pembagian tugas peneliti, kesesuain metode dengan waktu, luaran dan fasilitas, dan kredibilitas mitra dan bentuk dukungan. Hal yang tak luput dari pembahasan narasumber yaitu menyangkut referensi di antaranya kebaruan referensi minimal lima tahun terakhir, relevansi dan kualitas referensi, serta RAB penelitian juga menjadi pembahasan menarik.
Ketua jurusan PAI Dr. Najamuddin Petta Solong, M.Ag. yang turut hadir karena kegiatan tersebut dirangkaian dengan penandatanganan MoA antara FITK IAIN Sultan Amai Gorontalo dan Fakultas Agama Islam UMG dan piagam kerjasama antara jurusan PAI dan PIAUD di lingkungan FITK dan FAI. Kesimpulan yang disampaikan oleh ketua jurusan bahwa kegiatan ini bukan saja mengulas pengetahuan dan juknis tentang penelitian namun diperkaya dengan pengalaman, trik dan tips serta Solusi atas berbagai permasalahan seputar penelitian yang mencuat saat sesi tanya jawab karena banyak hal yang dipertanyakan oleh peserta yang hadir mulai dari masalah mengapa proposal ditolak hingga cara memperjelas kebaruan proposal penelitian yang diajukan. Kegiatan semacam ini perlu dilakukan secara kontinyu apalagi ini merupakan bagian dari implementasi kerjasama antara kedua perguruan tinggi yang sudah sejak lama dilakukan.