Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XXX tingkat Kota Gorontalo tahun 2024 diselenggarakan pada Senin (22/4/2024). Kegiatan yang dilaksanakan di tiga lokasi berbeda, yakni Banthayo Lo Yiladia, aula kantor wali kota dan di gedung SDN 39 Kota Gorontalo itu, diikuti oleh 238 peserta utusan dari sembilan kecamatan yang ada di Kota Gorontalo. “MTQ tahun ini diikuti oleh 238 peserta,” ungkap Ketua Panitia MTQ ke-XXX tingkat Kota Gorontalo, Arifin Mohamad.
Dia mengemukakan, MTQ adalah program rutin Pemerintah Kota Gorontalo yang bertujuan untuk mencari dan melahirkan Qori, Qori’ah, Hafidz, Hafidzha, Murattil, Murattilah, Regu Fahmil Putra Putri, Regu Syahril Putra Putri, Mufasir, Khothoh, dan Khothotho. “Yang terpilih nanti akan mewakili Kota Gorontalo dalam MTQ tingkat Provinsi Gorontalo,” sambung Arifin. Lebih lanjut, Arifin mengemukakan, kegiatan ini didasari dari surat keputusan Wali Kota Gorontalo nomor 184/29/IV/2024 tentang pembentukan dewan hakim dan pengawas dewan hakim pada Musabaqah Tilawatil Quran tingkat Kota Gorontalo. “Pelaksanaannnya selama lima hari sejak dari tanggal 22 April sampai dengan 26 April 2024,” tuturnya.
Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan Kono menyatakan, saat ini pemerintah tengah berupaya agar para utusan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) bisa mempertahankan juara umum di tingkat provinsi. Memang Ia mengakui, mempertahankan posisi juara umum ini bukanlah hal yang mudah, akan tetapi jika para peserta MTQ yang akan diutus nanti dilatih dengan baik, maka juara sudah dapat dipastikan akan kembali diraih Kota Gorontalo.
Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kota Gorontalo tahun 2024 berakhir. Pada pelaksanaan event dua tahunan kali ini, mahasiswa asal Prodi PAI Moh. Aqil Daud yang mewakili Kecamatan Kota Utara dinyatakan sebagai peraih juara 1 Kaligrafi Cabang Naskah. “Selamat kepada juara 1 kaligrafi cabang naskah yakni Moh. Aqil Daud dan juga selamat dan sukses untuk hafidz dan hafidzah yang sukses mengukir prestasi pada MTQ tahun 2024 yang juga banyak berasal dari IAIN Sultan Amai Gorontalo sebagai utusan dari Kecamatan yang ada di Kota Gorontalo,” ucap ketua Jurusan PAI Dr. Najamuddin Petta Solong, M.Ag.
Najamuddin Petta Solong mengemukakan, setelah pelaksanaan MTQ tingkat Kota Gorontalo, pihaknya bersama mahasiswa yang meraih juara pada ajang tersebut akan mulai mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka keikutsertaannya di MTQ tingkat Provinsi Gorontalo yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juni nanti. “Usai penyelanggaraan MTQ ini, kami dari Jurusan harus Proaktif bersama mahasiswa yang berprestasi di bidangnya dan stakeholder terkait lainnya sehingga sejak awal mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi MTQ tingkat Provinsi Gorontalo,” tandas Najamuddin Petta Solong. Sesuai jadwal yang sudah beredar, untuk tingkat Provinsi, acara akan dilaksanakan pada tanggal 22 hingga 30 Mei 2024 yang akan dikomandani oleh Sekda Dr. Roni Sampir. Tempat pelaksanaan MTQ tingkat Provinsi akan berada di Kecamatan Limboto, tepatnya di pelataran Taman Menara Limboto.
Sebelumnya, mahasiswa Prodi PAI yang namanya disebut sebagai juara 1 kaligrafi cabang naskah pada acara tersebut berharap agar pelaksanaan MTQ menjadi sebuah wadah syiar Islam. “MTQ adalah event dua tahunan, oleh sebab itu saya ingin berkontribusi menjadikan kegiatan ini bukan hanya menjadi juara namun lebih dari itu guna menambah pengalaman sekaligus menjadi sebuah wadah syiar Islam untuk lebih memasyarakatkan budaya membaca, menulis dan menghafal al-Qur’an kepada masyarakat luas terutama di bidang kaligrafi, dan yang terpenting lagi tentunya agar kandungan nilai-nilai al-Qur’an dapat teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Moh. Aqil Daud.
Apabila MTQ dijadikan sebagai wadah syiar Islam, maka dapat dipastikan akan terjadi perubahan pada kepribadian seseorang dalam berbagai aspek kehidupannya karena suasana religius yang sangat terasa pada saat penyelenggaraan MTQ ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata, tidak berlalu begitu saja seiring kegiatan ini selesai. MTQ semacam ini bukan hanya kali ini bahkan sudah berulangkali dilakukan sehingga dengan suasana religius ini semua pihak yang terlibat bahkan seluruh masyarakat muslim berharap agar saat ini dan ke depan ajang semacam ini tetap selalu menjiwai seluruh dinamika kehidupan masyarakat yang ada di Kota Gorontalo dan Indonesia pada umumnya.