Pada Kamis, 8 Agustus 2024, pukul 19.00 WITA hingga selesai, sebuah webinar nasional yang sarat makna dan semangat pembelajaran telah sukses diselenggarakan secara daring oleh KKN Indonesia bekerja sama dengan The Learner Teacher (TLT) Indonesia. Kegiatan ini mengangkat tema yang sangat relevan dan reflektif bagi mahasiswa di seluruh Indonesia: “Lulus S.Pd Mau Jadi Apa?”
Diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, serta para tenaga pengajar dan akademisi, webinar ini menjadi ruang pertemuan lintas daerah, lintas institusi, bahkan lintas pemikiran. Di tengah pesatnya perkembangan dunia pendidikan dan tantangan dunia kerja, kegiatan ini hadir sebagai bentuk respon konkret terhadap kegelisahan para calon sarjana pendidikan: Apa yang sebenarnya harus dipersiapkan setelah gelar itu diraih?
Sebagai narasumber utama, hadir sosok muda yang inspiratif, Muhamad Riski Mokodompit, S.Pd., M.Pd.— Ketua Ikatan Alumni PAI, sekaligus Founder Literasi Sudut Belajar. Dalam pemaparannya, Riski membawa peserta masuk dalam ruang perenungan yang dalam namun membumi. Ia menyampaikan bahwa proses perkuliahan bukan hanya tentang menyelesaikan SKS dan tugas akhir, melainkan juga tentang membentuk karakter, memperkuat mentalitas, dan memperkaya keterampilan hidup yang dibutuhkan di luar kampus.
“Ketika kita lulus dan menyandang gelar S.Pd, kita tidak hanya membawa nama diri kita sendiri, tapi juga nama lembaga, nama kampus, nama guru-guru kita, bahkan nama daerah tempat kita berasal. Maka pertanyaannya bukan hanya ‘mau jadi apa’, tapi ‘siap jadi apa?’ dan ‘siap berkontribusi bagaimana?’,” tutur Riski dalam sesi pemaparannya.
Lebih lanjut, Riski menyoroti pentingnya budaya kampus dan keterlibatan aktif dalam organisasi mahasiswa sebagai pondasi dalam membentuk pribadi yang mandiri, adaptif, dan solutif. Ia mengajak mahasiswa untuk melihat organisasi bukan sekadar tempat mencari jabatan, melainkan ruang belajar yang sangat kaya akan pengalaman sosial, kepemimpinan, komunikasi, dan problem solving—semua itu adalah bekal penting ketika nanti mereka harus terjun ke dunia kerja atau bahkan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Webinar nasional ini diakhiri dengan semangat optimisme dan harapan. Bahwa setiap mahasiswa, dari manapun asalnya, apapun latar belakangnya, memiliki potensi besar untuk memberi makna. Tinggal bagaimana mereka membekali diri, membangun jejaring, dan tidak berhenti belajar meskipun masa kuliah telah usai.
Semoga kegiatan ini menjadi pemantik lahirnya lebih banyak ruang dialog dan pembelajaran bersama yang menginspirasi, sekaligus menjadi bagian dari langkah besar membentuk masa depan pendidikan Indonesia yang lebih bermakna